photo AB230x90gif_zps839436ce.gif photo AB230x90gif_zps839436ce.gif photo AB230x90gif_zps839436ce.gif photo AB230x90gif_zps839436ce.gif

Wednesday, November 9, 2016

Tyas dan Tasya

TOMAT BASAH - Tyas tersenyum puas. Dia berdiri di tepi kolam yg cukup jernih. Setelah menikmati pemandangan sekitar kolam tersebut, dia meletakkan botol air mineral di tepi kolam dan perlahan melepaskan pakaiannya. Dimulai dari kaus ketatnya yg berwarna pink, lalu perlahan diturunkannya celana pendeknya. Kini dia hanya memakai bikininya yg berwarna putih.

bandar togel online terbaik dan terpercaya

Dengan hati-hati dilepaskan bikini bagian atas yg langsung menampilkan buah dadanya yg ranum dan tegak berukuran 34B. Puting susunya yg berwarna pink bergoyg-goyg seirama gerakan buah dadanya. Tyas kemudian menunduk, buah dadanya terlihat menggantung. Tertawa kecil, dilepaskan pula bikini bagian bawahnya. Selangkangannya yg ditutupi rambut-rambut halus terlihat bersih.

Tubuh telanjang gadis 21 tahun tersebut kini menikmati semilir angin. Desir angin terasa membelai lembut dada bulat sempurna, tanpa lupa membelai pantat montoknya yg berisi. Setelah merapikan pakaiannya di tepi kolam, Tyas menarik napas panjang dan memasukkan kaki kirinya ke dalam kolam. Dilanjutkan dengan kaki kanannya. Kini ia duduk di tepi kolam.

Diambilnya air dengan kedua tangannya dan dipercikkan ke tubuhnya. Butiran air terlihat menuruni lehernya terus ke dadanya yg ranum dan berlanjut menuju perutnya dan berhenti di rambut-rambut halus selangkangannya. Setelah memercikkan air beberapa saat, Tyas pun turun ke dalam kolam.

Kolam tersebut ternyata tdk dalam, hanya sebatas puting susunya saja. Lalu ia menggosok tubuhnya dengan air kolam yg jernih. Buah dadanya yg tertekan lengan saat membilas terlihat semakin montok. Tanpa ia sadari sepasang mata memperhatikan kejadian tersebut. Orang misterius itu pun menelan ludah melihat tubuh sempurna yg putih mulus tersebut.

Tak heran, karena Tyas sehari-hari memang berprofesi sebagai model. Demikian asyiknya Tyas membilas tubuhnya dengan air segar tersebut, dirinya tdk menyadari bahwa orang misterius itu menukar botol air mineralnya dengan botol lain yg sama.

Tyas terus menggosok tubuhnya. Sesekali dia menyelam. Akhirnya dia menuju ke bagian yg agak dangkal di kolam itu. Dia duduk di atas batu di dalam kolam tersebut, menikmati kesegaran air kolam tersebut di sekujur tubuhnya. Buah dadanya yg montok tersembul ke luar permukaan kolam.

Pikirannya teringat kejadian beberapa hari sebelumnya. 2 orang teman kampusnya mengajaknya menginap di cottage di sebuah pulau. Pulau tersebut memang tdk berpenghuni. Hanya turis yg sesekali datang ke sana untuk snorkeling. Begitu pula Tyas dan teman-temannya yg datang ke sana untuk hal yg sama.

Sesampainya di dekat pulau, melihat laut yg begitu jernih, Tyas dan Tasya, temannya, langsung membuka pakaian mereka, menampilkan tubuh indah mereka yg terbalut bikini, memasang mask dan fin dan langsung melompat ke laut. Tinggal Reno, teman pria mereka, dan tukang perahu yg terkejut melihat pemandangan indah tersebut.

Puas menikmati keindahan bawah laut, kedua gadis itu pun naik kembali ke perahu dan mengenakan kembali pakaian mereka. Perjalanan ke pulau dilanjutkan kembali. Dari tukang perahu, mereka mengetahui bahwa pulau tersebut cukup luas dan memiliki hutan di tengah-tengahnya.

Setelah menaruh semua barang-barang dan perbekalan di cottage, Tyas sengaja memisahkan diri dari teman-temannya dan berjalan ke dalam hutan di pulau tersebut hingga sampailah dia di kolam tersebut. Rasa lengket akibat berenang di laut memaksa Tyas membilas tubuhnya di kolam tersebut.

Dengan badan yg tdk lengket lagi, Tyas naik ke tepi kolam dan duduk di sana sambil menunggu tubuhnya kering. Tubuh telanjang yg indah tersebut kembali menjadi santapan mata orang misterius tersebut. Dengan mata tak berkedip, Tasyakmatinya buah dada Tyas yg bulat ranum tersebut, turun ke perutnya yg rata, paha Tyas yg mulus pun tak luput dari sasaran mata orang misterius tersebut.

Tyas menikmati semilir angin mengeringkan tubuhnya, sambil meminum air mineral dari botolnya. Tak lama kemudian Tyas merasakan hal yg aneh ditubuhnya. Seluruh tubuhnya terasa lemas. Pandangannya terasa berat. Tak lama kemudian tubuhnya tergeletak lunglai tak bertenaga. Dia masih merasakan tubuh telanjangnya dibopong dan diletakkan di bahu seorang pria.

Tyas berusaha memberontak, tapi tenaganya seakan hilang. Tangan nakal pria tersebut meraba-raba pantatnya yg montok sambil membopongnya ke dalam hutan. Setelah itu Tyas tak sadarkan diri.

Di cottage, Reno dan Tasya masih membereskan barang-barang dan perbekalan. Setelah selesai membereskan barangnya, Reno pamit untuk mandi.

“Tasya, gue mandi dulu ya, badan gue lengket nih kena angin laut.”
“Ya udah sana, gue juga masih belum beres nih barang-barangnya. Biasa cewek barangnya banyak,” sahut Tasya.

Reno pun bergegas ke kamar mandi. Mungkin karena pulau tersebut tdk berpenghuni, kamar mandinya pun lumayan terbuka. Hanya terdiri dari kayu yg mengelilingi kamar mandi, dengan sebuah bak air dan WC. Atapnya terbuka dan tdk memiliki pintu.

Sambil mandi, pikiran nakal terbersit di kepala Reno.

“Wah, bisa gue pakai buat ngintip cewek-cewek nanti mandi nih.” Reno pun tersenyum nakal sambil meneruskan mandinya.

Selesai mandi, Reno kembali ke cottage dan menemukan hanya Tasya di sana. Tyas belum kembali. Lalu ditanyanya Tasya.

“Tyas ke mana ya? Katanya tadi hanya jalan-jalan sebentar di hutan, kenapa dia belum balik ya?”
“Jangan-jangan dia tersesat di hutan, Reno” kata Tasya dengan nada kuatir.
“Ya udah, gue cari Tyas, elo mandi aja dulu. Nanti elo tunggu gue di sini.” Kata Reno bergegas mengambil peralatan dan masuk ke dalam hutan.

Tasya pun mengangguk dan mengambil pakaian gantinya. Rasa lengket hasil berenang di laut tadi rupanya mengganggu dirinya juga. Dengan bergegas Tasya menuju kamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi, Tasya pun melepaskan kaosnya yg langsung memperlihatkan dadanya yg berukuran 36B yg ditutupi bikini coklat. Rok mininya pun dilepas. Setelah menggantung kedua benda tersebut, Tasya menatap tubuhnya, dia selalu mengagumi ukuran dadanya yg besar itu.

Di luar kamar mandi, sesosok tubuh misterius mengendap-endap bersembunyi di balik pohon yg berseberangan dengan pintu kamar mandi. Sambil menerka arah angin, Tasyakmatinya pemandangan indah di dalam kamar mandi tersebut.

Tasya perlahan membuka bikini atasnya, menggantungnya, lalu memperhatikan lagi buah dadanya yg kini tdk ditutupi apa-apa. Puting pink kecoklatan menambah indah buah dada itu. Dijepitnya kedua buah dadanya dengan lengannya yg mengakibatkan semakin terlihat montoknya buah dada tersebut. Kulit putihnya menambah kemolekan gundukan ranum tersebut.

Kemudian dilepasnya bikini bawahnya yg menampilkan selangkangan yg ditutupi rambut yg cukup lebat. Tasya perlahan membasuh tubuhnya. Mulai dari leher, ke dadanya, cukup lama tangannya bermain di sana. Dilanjutkan ke perut dan selangkangannya, lalu ke pahanya.

Sosok misterius tersebut mengendap-endap mendekati kamar mandi dan membakar segumpal dedaunan kering. Tdk ada api besar, tdk ada asap, hanya bau aneh yg keluar dari gumpalan daun tersebut yg terbakar menjadi sekam.

Sosok tersebut segera menjauh dari kamar mandi tersebut. Kembali ke balik pohon menikmati tubuh indah Tasya yg sedang mandi. Selangkangannya terasa meronta melihat tubuh indah tersebut tdk ditutupi apa-apa. Terlebih saat Tasya membungkuk membasuh kakinya yg memperlihatkan pantat indahnya dan belahan kemaluannya dari belakang.

Tasya yg sedang membasuh tubuhnya mencium bau aneh tersebut.

“Ah mungkin hanya bau hutan saja,” pikirnya dan kembali membasuh tubuhnya tanpa memperdulikan bau tersebut.

Tak lama kemudian, tubuhnya terasa lemas, kepalanya terasa berat. Tubuh indah tersebut pun jatuh perlahan di kamar mandi.

Tasya masih berusaha bangun dan masih sempat melihat sosok hitam menghampiri tubuhnya. Sosok hitam tersebut tertawa, memaksanya meminum suatu cairan, lalu membopong tubuh Tasya yg telanjang di bahunya dan membawanya masuk ke dalam hutan.

Perlahan, Tyas membuka matanya, tubuhnya masih tdk bertenaga. Dicobanya untuk berbicara, tetapi hanya suara uh uh saja yg keluar dari mulutnya. Dengan makin jernihnya pikirannya, Tyas coba mengingat-ingat kejadian sebelum dia tdk sadarkan diri.

Matanya melihat disekeliling langit-langit, ah rupanya dia ada di sebuah rumah gubuk. Disadarinya dirinya berbaring di sebuah dipan kayu. Dilihatnya tubuhnya, astaga, ternyata dia telanjang. Tak ada sehelai benang pun menutupi tubuhnya.

Pikirannya teringat bahwa dia pingsan sebelum dia berpakaian kembali. Siapa pria misterius itu? Pikirannya terus melayg. Dilihatnya ke sebelah kiri. Tasya! Dilihatnya Tasya tergeletak di samping tubuhnya. Ya, Tasya. Tubuh Tasya telanjang juga, terlentang dan buah dadanya terekspos dengan jelas. Tasya kelihatannya belum sadar.

Tyas menutup matanya erat-erat. Ini tdk mungkin terjadi, aku hanya mimpi. Tapi saat membuka matanya, pemandangan sama yg dihadapinya. Tyas pun menangis, menunggu apa yg terjadi. Tak lama kemudian, dilihatnya Tasya mulai sadar. Tasya yg melihat Tyas pun sama kagetnya. Menyadari dirinya telanjang dan tdk berdaya, Tasya hanya bisa mengeluarkan suara uh uh saja. Sama seperti Tyas. Mereka hanya berpandangan.

Reno yg berjalan di hutan, mencari-cari Tyas. Dia berjalan ke sana ke mari. Tak lama dia pun sudah merasa lelah, tenaganya sudah habis untuk perjalanan ke pulau dan mencari Tyas. Dia pun beristirahat di bawah pohon besar. Pikirannya kalut. Reno menggosok-gosok kepalanya dan tiba-tiba BUK! Bagian belakang kepalanya terasa sakit sekali. Dan dia merasakan ada cairan keluar menuruni lehernya. Darah, lalu semua gelap.

Menjelang malam, gubuk tersebut semakin gelap. Tyas dan Tasya hanya saling berpandangan. Tubuh mereka masih tanpa tenaga. Mata mereka semakin terbiasa dengan kegelapan. Tak lama terlihat cahaya dari luar. Cahaya tersebut mendekati pintu gubuk tersebut. Mereka berteriak minta tolong hanya dengan uh uh uh saja. Saat pintu dibuka, mata mereka serasa dibutakan oleh cahaya lampu petromak.

Setelah terbiasa dengan cahaya, mereka melihat orang yg membawa lampu petromak tersebut. Astaga, ternyata dia adalah bapak tua tukang perahu yg mengantarkan mereka ke pulau tersebut. Mereka pun berteriak meminta tolong kepadanya. Lalu mereka menyadari bahwa tubuh mereka telanjang. Tyas dan Tasya pun segera diam. Mereka merasa malu tubuh indah mereka terekspos kepada tukang perahu tersebut.

“Sebentar ya, neng,” kata pak tua tersebut.

Lalu ia keluar dari gubuk tersebut. Tak lama dia kembali membawa 2 buah petromak. Dia meletakkan satu petromak di ujung atas dipan dan dua di masing-masing ujung lain dipan.

Lalu pak tua mendekati mereka.

“Maaf ya, neng-neng. Bapak sudah tua, bapak tdk bisa menahan hasrat bapak melihat neng-neng yg cantik ini. Neng-neng mau kan bantu bapak?”

Kedua gadis itu berusaha menjerit, tapi hanya uh uh saja yg keluar dari mulut mereka. Tubuh mereka tdk bisa digerakkan sama sekali. Pak tua pun mengambil tempat di antara kedua gadis itu.

Pak tua itu pun melihat tubuh Tyas, mengamati dari rambut, turun ke matanya, bibirnya, leher. Berhenti sebentar di buah dadanya, melihat bulat dan ranumnya dada Tyas yg berukuran 34B itu, pak tua menelan ludah, lalu pandangannya dilanjutkan ke perut Tyas yg rata dan berhenti lagi di selangkangan.

Pak tua menggeser paha Tyas sehingga tampaklah kemaluan Tyas. Tyas merasa malu sekali tubuhnya diperiksa oleh pak tua tersebut. Puas mengamati kemaluan Tyas yg berwarna pink itu, pak tua mengelus paha dalam Tyas dengan tangan kirinya.

“Halusnya, tubuh neng paling bagus. Nanti bapak pasti bikin neng puas.”

Pandangan pak tua berganti ke Tasya. Sambil masih terus mengelus paha dalam Tyas, dia mengamati Tasya. Wajah cantik Tasya diperhatikan dengan benar-benar. Mata Tasya yg indah dan lehernya yg jenjang tdk lepas dari pengamatannya. Tasya merasa jijik dengan pandangan pak tua tersebut.

Pandangan pak tua pun berlanjut ke dada Tasya yg berukuran 36B. Dengan penasaran diraihnya buah dada kanan Tasya dan dipijat-pijatnya dengan lembut. Sambil terkadang dimainkan putingnya. Tangan kirinya masih terus mengelus paha dalam Tyas. Terkadang kemaluan Tyas pun tersentuh tangannya.

“Wah neng susunya besar sekali ya,” kata pak tua.

Puas bermain dengan buah dada Tasya, pak tua kembali memperhatikan tubuh Tasya, perut, selangkangan. Pak tua menghentikan elusannya di paha Tyas dan menggeser paha Tasya agar dia lebih leluasa melihat kemaluan Tasya. Pak tua pun mendekatkan wajahnya ke kemaluan Tasya dan menghirup baunya.

“Wah wangi sekali neng,” kata pak tua seraya sambil tersenyum.

Rupanya pak tua menggeser paha Tasya cukup jauh sehingga memeknya merekah dan menunjukkan isinya yg berwarna merah muda.

Pak tua mengelus paha dalam Tyas dan Tasya yg menimbulkan rangsangan kepada kedua gadis itu. Terkadang disentuhnya kemaluan mereka. Ada perasaan seperti aliran listrik setiap kali tangan pak tua menyentuh kemaluan mereka.

“Neng-neng gadis kota memang putih-putih, mulus. Bapak benar-benar beruntung kali ini.”

Pak tua membuka pakaiannya sehingga sekarang dia telanjang bulat di depan kedua gadis itu. Pak tua mendekati Tasya dan mengulum bibirnya. Sementara tangannya bermain-main dengan buah dada Tyas dan Tasya. Pak tua tak puas, dia berpindah mengulum bibir Tyas. Bergantian dikulumnya bibir Tasya dan Tyas. Lalu dia berpindah ke tubuh Tyas.

Diremasnya buah dada Tyas dan dikulumnya puting susu Tyas bergantian. Kadang dijilatnya. Tyas dapat merasakan kemaluan pak tua yg sudah tegak menggesek pahanya. Tyas pun lama kelamaan mulai menikmati apa yg dilakukan pak tua. Jilatan dan kuluman pak tua di putingnya meninggikan nafsunya.

Nafasnya mulai tak teratur. Apalagi remasan pak tua yg beritme di buah dadanya semakin membuat pikirannya gelap. Pak tua mulai menjilati buah dada Tyas yg membuat Tyas semakin tinggi nafsunya.

Jilatannya kini diarahkan ke perut Tyas yg membuat Tyas kegelian dan tdk kuat menahan kenikmatan yg diterima tubuhnya. Jilatan demi jilatan membuat mata Tyas gelap. Pak tua pun turun dan mulai menjilati kemaluan Tyas.

Bibir kemaluannya dibuka dengan menggunakan jari oleh pak tua dan mulailah dia menjilati memek Tyas. Lidahnya diputar-putar di klitorisnya. Tyas merasa kemaluannya mulai basah akibat rangsangan tersebut. Dan tiba-tiba Tyas merasa tubuhnya mau meledak dan Tyas mendapatkan orgasme.

Pak tua seakan ingin Tyas menikmati orgasme yg diberikannya, kini dia berganti ke Tasya. Tasya yg merasa takut melihat apa yg dilakukan pak tua kepada Tyas menutup matanya. Pak tua kembali mengulum bibir Tasya, memainkan lidahnya di dalam mulut Tasya, sambil meremas-remas buah dada Tasya yg besar.

Dipilin-pilinnya puting susu Tasya sambil tangan satunya mengelus perut Tasya. Tasya pun merasa seakan tubuhnya menikmati apa yg dilakukan pak tua. Tangan pak tua masih bermain dengan putingnya dan mulut pak tua masih mengulum bibirnya saat disadarinya tangan pak tua yg satu lagi bermain di daerah kewanitaannya. Diputar dan dipijatnya klitoris Tasya.

Getaran demi getaran nafsu mengalir ke kepala Tasya. Kenikmatan dari permainan tangan pak tua di putingnya dan di klitorisnya membuat Tasya tdk bisa berpikir jernih lagi.

Pak tua berhenti sebentar, merasakan kemaluan Tasya sudah basah, dia pun turun dan mulai menjilati kemaluan Tasya, sambil sesekali menusuk-nusuk kemaluan Tasya. Tasya yg sudah tdk kuat lagi, hampir mendapatkan orgasme.

Tiba-tiba pak tua menempelkan bibirnya di bibir kemaluan Tasya dan menyedot kuat-kuat. Tasya semakin mendekati orgasme. Pak tua terus menjilati klitoris Tasya dan memainkan jarinya di dalam memek Tasya. Tak lama kemudian pun Tasya mendapatkan orgasmenya.

Pak tua berhenti sebentar. Duduk di ujung dipan dengan kemaluannya yg tegak berdiri. Dipuaskan dirinya melihat 2 orang gadis cantik yg sedang bergetar karena orgasme.

“Wah neng, barang bapak masih kurang keras. Neng-neng bantu kerasin ya?” Kata pak tua seraya mendekati wajah Tyas dan Tasya.

Diambilnya tangan Tyas dan Tasya dan digosokkan tangan mereka di atas kemaluannya.

Pak tua pun melenguh menahan kenikmatan gosokan tangan Tyas dan Tasya. Pak tua pun mendekatkan kemaluannya ke wajah Tasya, membuka mulut Tasya dan memasukkan kemaluan ke mulut Tasya. Tasya merasakan kemaluan pak tua yg berlendir menggesek bagian dalam mulutnya. Tasya yg tdk bisa apa-apa hanya bisa pasrah.

Setelah puas menggesekkan kemaluannya di dalam mulut Tasya, pak tua mencabut kemaluannya dan membuka mulut Tyas dan memasukkan kemaluannya ke dalam mulut Tyas. Digesekkan kemaluannya di lidah Tyas. Kadang pak tua terlalu dalam memasukkan sehingga Tyas hampir saja muntah. Tyas pun juga hanya bisa pasrah. Baginya kemaluan pak tua mengeluarkan bau aneh, menjijikkan bagi Tyas.

Setelah puas, pak tua mencabut kemaluannya dari mulut Tyas dan beralih. Dia menduduki Tasya dan meletakkan kemaluannya yg sudah keras dan tegak di antara buah dada Tasya. Buah dada Tasya ditekannya sehingga sekarang buah dada Tasya yg besar menjepit kemaluannya. Digesekkannya buah dada Tasya di kemaluannya, kadang kemaluannya yg digesekkan ke buah dada Tasya. Tasya merasa susah bernapas karena diduduki.

Tak lama kemudian, pak tua semakin mempercepat goygannya dan crttt, kemaluan pak tua memuntahkan isinya. Sebagian terkena wajah Tasya, sebagian berceceran di dada Tasya. Pak tua, mengarahkan kemaluannya ke Tyas dan crttt crttt kemaluan pak tua memuntahkan sisa isinya ke tubuh Tyas. Tasya dan Tyas pun merasa jijik dengan cairan pak tua yg berada di atas tubuh mereka.

Pak tua kemudian keluar dari gubuk dan tak lama kembali dan menutup pintu gubuk tersebut.

“Tenang aja neng. Obat yg bapak kasih baru habis pengaruhnya sekitar 5 jam lagi. Kita masih bisa bermain selama itu.”

Pak tua kembali mendekatkan wajahnya ke memek Tyas dan mulai menjilati di sana. Kali ini dia menghisap jarinya, membasahi dengan ludah dan mulai menusuk-nusuk memek Tyas. Tyas yg merasa kegelian, merasa gairahnya kembali bangkit meskipun bercampur dengan rasa jijiknya.

Lalu pak tua menjilati memek Tasya sambil terus memainkan jarinya di memek Tyas. Tasya pun kembali naik gairahnya. Lama juga pak tua berganti-ganti menjilati dan memainkan jarinya di kemaluan Tyas dan Tasya. Kemaluan kedua gadis itu sudah basah sekali. Pak tua berhenti dan memperlihatkan kemaluannya yg sudah tegak berdiri lagi.

“Yg mana ya yg akan bapak masukkan duluan?”
“Yg neng ini masih rapat, bapak suka sekali” seraya mengusap kemaluan Tyas.
“Kalau neng yg ini lebat sekali rambutnya, bikin bapak makin nafsu” seraya mengusap rambut kemaluan Tasya.
“Kalau gitu, bapak ganti-gantian saja, bapak cobain 2-2nya sekaligus,” kata pak tua.

Diangkatnya Tasya dan diletakkan di atas Tyas. Dibukanya kaki kedua gadis itu sehingga kini memek Tyas dan Tasya bertumpuk dan terbuka lebar. Lelehan air liur pak tua bercampur dengan cairan kenikmatan kedua gadis itu menetes dari pinggir memek mereka. Di bawah pantat Tyas, pak tua menyelipkan sesuatu agar posisi memek Tyas dan Tasya lebih terangkat ke atas dan memudahkan pak tua memasukinya.

Pak tua pun mengambil posisi di depan memek Tyas. Tyas dan Tasya meskipun terangsang, tapi mereka masih menyadari apa yg pak tua ini hendak lakukan. Mereka hanya bisa berteriak uh-uh-uh. Pak tua menyeringai puas dan memegang kemaluannya, meludahinya agar licin dan siap memasuki memek Tyas.

Tiba-tiba BRAKK! Tiba-tiba muncul sesosok tubuh di depan pintu gubuk yg langsung menyerang pak tua dengan batangan kayu besar. Pak tua yg tdk siap langsung roboh terkena pukulan batangan kayu besar di kepalanya.

Sosok itu pun tdk mengenal kasihan, kakinya langsung menginjak kemaluan pak tua yg sedang tegak-tegaknya dan terdengar suara KRAK! Dilanjutkan dengan teriakan pak tua memegang selangkangannya sambil mengeluarkan busa dari mulutnya.

Ternyata sosok tubuh itu adalah Reno.

“Dasar orang tua bangsat, ga tau malu!” Lalu diludahinya pak tua yg sudah tak sadarkan diri di lantai gubuk itu.

Lalu dialihkannya pandangannya ke dipan. Kaget dilihatnya kedua gadis temannya berada dalam posisi memamerkan kemaluan mereka. Sesaat Reno merasa nafsu muncul dari dalam dirinya. Bagaimanapun yg ada di hadapannya adalah 2 orang gadis cantik yg tdk mengenakan pakaian dan memamerkan bagian kewanitaannya.

Pikiran itu dibuangnya dan dia membantu memindahkan tubuh Tasya dari atas Tyas. Dia pun keluar, mencari sesuatu untuk menutupi tubuh kedua gadis itu. Tak lama di bagian belakang gubuk, Reno menemukan 2 buah kain sarung yg sudah lusuh dan tali rafia. Diambilnya dan ditutupinya tubuh telanjang kedua gadis itu.

Dia pun mengikat tubuh pak tua di pohon di dekat gubuk tanpa sehelai benang pun. Kekesalannya pada pak tua masih berkobar, saat pak tua sedikit sadar, tanpa ragu-ragu Reno memberi bogem mentah di rusuk pak tua. Mulut pak tua pun kembali berbusa dan tak sadarkan diri lagi.

Saat pengaruh obat itu sudah hilang, kedua gadis itu merasakan tenaga mereka pulih. Mereka bisa menggerakkan tubuh mereka lagi. Dengan tubuh hanya dibungkus sarung lusuh, mereka tertatih-tatih keluar dari gubuk dan menemukan Reno dan pak tua yg terikat di pohon. Pak tua sudah sadar dan masih sulit berbicara. Maklum Reno sempat menghabiskan waktu menunggu kedua gadis itu belum pulih dengan membogemi pak tua.

“Kalian lebih baik membersihkan tubuh dulu, di sana ada sungai kecil, airnya lumayan bersih. Biar gue yg di sini menjaga pak tua ini,” kata Reno sambil menunjuk ke arah timur.

Sebelum kedua gadis itu pergi ke sungai, mereka sempat meludahi dulu wajah pak tua.

Kedua gadis itu membersihkan diri di sungai. Tyas berkata,

“Untung ada si Reno datang di saat yg tepat. Kalau nggak bisa bahaya, kehormatan kita bisa diambil sama pak tua bangsat itu.”
“Iya, meskipun kita udah ga perawan lagi,” kata Tasya sambil tertawa.

Perlahan dia memegang kemaluannya, terbayang kejadian semalam.

Tyas dan Tasya pun menggosok tubuh masing-masing. Membersihkan sisa-sisa pak tua di tubuh mereka. Terkadang Tyas dengan iseng memilin puting Tasya dan Tasya membalasnya dengan meremas buah dada Tyas. Andaikan Reno bisa melihat kedua gadis ini mandi, pastilah nafsunya meningkat seketika. 2 tubuh putih ranum yg indah. Masing-masing dengan buah dada bulat dan lekukan tubuh yg sempurna.

Selesai mandi, mereka kembali membungkus tubuh mereka dengan sarung lusuh yg sudah tipis itu. Bersamaan dengan sampainya mereka di gubuk tersebut, matahari pun sudah mulai terbit, sehingga Reno yg berada di depan mereka dapat melihat siluet tubuh indah kedua temannya yg ditutupi sarung.

Pak tua yg sudah sadar, tertawa meringis ketika melihat kedua gadis yg hendak diperkosanya semalam. Amarah kedua gadis ini langsung naik ke ubun-ubun dan Tasya tanpa permisi langsung memberikan uppercut di dagu pak tua, disambung dengan Tyas yg menghajar hidung pak tua hingga patah. Pukulan bertubi-tubi dihujamkan kepada tubuh ringkih pak tua oleh kedua gadis itu.

Setelah puas, mereka mengajak Reno kembali ke cottage tanpa melepaskan pak tua dari ikatan di pohon.

“Sebentar, gue masih kesel sama orang tua ga tau diri ini,” kata Tyas yg langsung menghampiri pak tua dan menendang kemaluan pak tua.

Mungkin karena luka semalam belum sembuh benar, pak tua kembali pingsan dan mulutnya mengeluarkan busa lagi. Reno langsung menghampiri dan memeriksa pak tua.

“Belum mati, untung saja,” bisiknya lega.

Di cottage, Tyas dan Tasya langsung mengganti sarung lusuh itu dengan pakaian mereka. Kali ini Tyas memakai baju bali yg cukup longgar dan hotpants, sedangkan Tasya memakai baju kaos ketat berwarna kuning dan hotpants. Buah dadanya semakin terlihat besar dan putingnya tercetak di kaos tersebut, karena dia memakai bra yg tipis.

“Bagaimana kita pulang, Reno? Tukang perahu sudah tdk ada lagi, sedangkan perbekalan kita hanya cukup untuk seminggu,” kata Tasya.

“Tenang, setiap 4 hari sekali ada orang yg datang ke pulau ini untuk membersihkan cottage ini.
Kita bisa minta pertolongannya nanti. Kalau tdk salah, orang itu akan datang 2 hari lagi.

Lebih baik kalian makan dahulu, daripada kalian sakit.”

Kedua gadis itu menurut, Tyas beranjak dari meja dan mengambil bekal makanan mereka.

“Ini Reno,” kata Tyas seraya memberikan makanan sambil menunduk.

Reno dengan jelas bisa melihat buah dada gadis itu terpampang jelas, karena baju bali yg longgar. Kemaluan Reno langsung mengeras. Apalagi dengan posisi menunduk, buah dada Tyas menggantung dan terlihat lebih besar. Dilihatnya Tasya sedang menikmati makanan, puting susunya yg tercetak di kaosnya menambah keras kemaluan Reno.

Sorenya, saat kedua gadis itu berjalan-jalan di luar cottage, Reno melamun. Lamunannya melayang-layang dan akhirnya dia mengingat tubuh kedua gadis itu. Posisi tubuh mereka saat dia menemukan mereka di gubuk itu, siluet tubuh mereka yg terbungkus sarung, buah dada Tyas dan puting susu Tasya yg tercetak jelas. Kelamaan kemaluan Reno makin keras.

“Daripada pusing, lebih baik gue salurin aja,” kata Reno menuju kamar mandi.

Dilihatnya sekeliling, tdk tampak kedua gadis itu. Perlahan diturunkan celananya dan Reno mulai memuaskan diri sendiri sambil membaygkan kedua gadis itu.

“Nah ya, lagi apa lo!” Tiba-tiba terdengar kedua gadis itu berteriak.

Reno yg masih memegang kemaluannya yg tegak kaget dan salah tingkah.

“Sini Reno, daripada elo sendirian, mending kita bantu. Sebagai tanda terima kasih kita juga,” kata Tasya sambil langsung memegang kemaluan Reno dan memasukkan ke mulutnya.

Tyas menarik tangan Reno dan meletakkannya di buah dadanya sambil mencium bibirnya.

Reno langsung menikmati hal tersebut. Dikulumnya bibir Tyas dan dimainkan lidahnya di dalam mulut Tyas. Tangannya terus bergerilya di dada Tyas. Tasya langsung mengulum kemaluan Reno.


Sensasi Ngesex Ibu Kost

TOMAT BASAH - Sudah hampir setahun Jhon tinggal di tempat kost bu Lisa. Bisa tinggal di tempat kost ini awalnya secara tdk sengaja ketemu bu Lisa di pasar. Waktu itu bu Lisa kecopetan, trus teriak dan kebetulan Jhon yg ikut menolong menangkap copet dan mengembalikan dompet bu Lisa. Trus ngobrol sebentar, kebetulan Jhon lagi cari tempat kost yg baru dan bu Lisa mengatakan dia punya tempat kost atau bisa di bilang rumah bedengan yg dikontrakkan, yah jadi deh tinggal di kost-an bu Lisa.

bandar togel online terbaik dan terpercaya

Bu Lisa lumayan baik terhadap Jhon , kelewat baik malah, karena sampai saat ini Jhon sudah telat bayar kontrak rumah 3 bulan, dan bu Lisa masih adem-adem aja. Mungkin masih teringat pertolongan waktu itu. Tapi justru Jhon yg gak enak, tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret. akhirnya Jhon lebih banyak menghindar untuk ketemu langsung dengan bu Lisa.

Sampai satu hari…… waktu itu masih sore jam 4. Jhon masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya. Tempat kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok… tok..tok..tok.. lalu suara bu Lisa yg manggil,”Jhon …Jhon … ada di dalem gak?” Sontak Jhon bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie, pikir Jhon.

Dengan cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga bu Lisa pergi sendiri. Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara bu Lisa,” Jhon lagi tidur ya..?” dan dari kamar mandi Jhon menyahut sedikit teriak,” lagi mandi bu….”

Sesaat tdk ada sahutan, tapi kemudian suara bu Lisa jadi dekat,”ya udah mandi aja dulu Jhon , ibu tunggu di sini ya…” eh ternyata masuk ke kamar, Jhon tadi gak mengunci pintu. “busyet dah, terpaksa bener-bener harus mandi nie,”pikir Jhon .

Sekitar 15 menit Jhon di kamar mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Lisa bosan trus gak jadi nunggu. Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Lisa sepertinya masih menunggu. Akhirnya keluar juga Jhon dari kamar mandi, dengan hanya handuk yg melilit di pinggang, tdk pakai celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil karena terburu-buru.

Bu Lisa tersenyum manis melihat Jhon yg salah tingkah,”lama juga kamu mandi ya Jhon …” bu Lisa membuka pembicaraan.

“pasti bersih banget mandinya ya…” gurau bu Lisa sambil sejenak melirik dada bidang Jhon .
“ah ibu bisa aja… biasa aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab Jhon sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran tempat tidur.

Bu Lisa mendekat dan duduk di samping Jhon ,

“Cuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah telat 3 bulan lho… trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak ngobrol, kamu sie pergi mlulu…”ucap bu Lisa.

Jhon jadi kikuk,

”wahduh… kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret nie…” jawab Jhon dengan sedikit memohon.

Bu Lisa terlihat sedikit berpikir…

”mmmm… boleh deh, tapi jangan lama-lama ya… emang uangmu di pakai untuk apa sie?” terlihat bu Lisa sedikit menyelidik.
“hmmm… pasti buat cewe mu ya…”dia terlihat kurang senang.
“ah nggak juga kok bu….. saya emang lagi ada keperluan,” jawab Jhon hati-hati melihat raut wajah bu Lisa yg kurang senang.
“huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti di kasih pada perempuan yg lagi di dekatinya, hhhh… sama aja dengan suamiku….”keluh bu Lisa dengan nada kesal.

Waduh nampaknya bu Lisa lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama Jhon . Dengan cepat Jhon menjawab,”tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi kok…”

“hhhhh….”bu Lisa menghela nafas,
”udahlah Jhon , gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu ga masalah… ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya sama Marni terus… aku seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Marni jauh lebih muda ya.” sedikit penjelasan bahwa bu Lisa ini istri pertama dari pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni.

Dan sekarang sepertinya pak Kardi lebih sering tinggal di rumahnya yg satu lagi bersama bu Marni dan bu Lisa tampaknya udah mulai kesepian nie

“wah kalo masalah keluarga sie aku kurang paham bu…. “jawab Jhon kikuk
“gak apa-apa Jhon , ibu hanya mau curhat aja sama kamu… boleh kan Jhon ?” suara bu Lisa sendu.

Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas bu Lisa terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie, gawat dong pikir Jhon .

“udah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Kardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu Marni,”Jhon bermaksud menghibur.
“ah kamu Jhon … emang ibu masih cantik menurutmu?” bu Lisa menatap sendu ke arah Jhon , terlihat dua butir air mata mengalir di pipinya.

Uhh…. ingin rasanya Jhon menghapus air mata itu, pak Kardi emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie, coba Jhon bisa berbuat sesuatu… busyet… Jhon memaki dalam hati…

“kenapa otak gwa jadi kotor gini.”

Dengan sedikit gugup Jhon menjawab,

”mmm…eee…iya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis mungkin aku yg duluan tergoda.
” Uupsss …. Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-kata yg menggoda yg keluar dari mulut… gerutu Jhon dalam hati.

Jhon jadi panik, jangan-jangan bu Lisa marah dengan ucapan Jhon . Tapi ternyata Jhon salah, karena bu Lisa tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yg putih dan rapi,

”ih Jhon bisa aja menghibur…. Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua sie…”

Rona wajah bu Lisa berubah sedih lagi,

”kalo menurutmu Jhon , apa ibu emang gak menarik lagi…?” sambil berdiri dan memperhatikan tubuhnya kemudian menatap Jhon minta penilaian.

Terang aja Jhon makin kikuk,

”wah aku mau ngomong apa ya bu…? Takutnya nanti di bilang lancang lho… tapi kalo mau jujur…. Ibu cantik banget, seperti masih 30an deh.”

Bu Lisa tampaknya senang dengan pujian itu,

”hmmm.. kamu ada-ada aja saja… ibu udah 43 lho.. emang Jhon liat dari mananya bisa bilang begitu?”

Jhon jadi cengar cengir,” ….itu penilaian laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.”

Bu Lisa kembali duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat hampir merapat ke Jhon sambil berkata,

” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja…”

Nafas Jhon terasa sesak, badan nya terasa panas dingin menghadapi tatapan bu Lisa, matanya indah dengan bulu mata yg lentik, sesaat kemudian Jhon mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu Lisa mencari alasan penilaian tadi, uups baru deh Jhon memperhatikan bahwa bu Lisa memakai baju terusan seperti daster tapi dengan lengan yg berupa tali dan diikat simpul di bahunya.

Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra yg saling bertumpuk di bahu, pandangan Jhon beralih ke bagian depan uupss… terlihat belahan dada yg hmmm… sepertinya buah dada itu lumayan besar. Sentuhan lembut tangan bu Lisa di paha Jhon yg masih dibungkus handuk cepat menyadarkan Jhon . Dengan penuh selidik bu Lisa bertanya,”lho… kok jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an…”

Jhon sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh bu Lisa,

”mmm… eeemm.. ibu benar-benar masih cantik, kulitnya masih kencang… masih sangat menggoda…”

Tdk ada jawaban dari mulut bu Lisa, hanya pandangan mata yg kini saling beradu, saling tatap untuk beberapa saat… dan seperti ada magnet yg kuat, wajah bu Lisa makin mendekat, dengan bibir yg semakin merekah. Jhon pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Jhon menyambut bibir merah bu Lisa.

Desahan nafas mulai terasa berat hhhh…hhhh…ciuman terus bertambah dahsyat, bu Lisa menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke mulut Jhon , dan dibalas dengan lilitan lidah Jhon sehingga lidah tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.

Dengan naluri yg alami, tangan Jhon merambat naik ke bahu bu Lisa, dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat baju di bahu tersebut dan dengan lembut Jhon meraba bahu bu Lisa sampai ke lehernya…. Kemudian turun ke arah dada, dengan remasan lembut Jhon meremas payudara yg masih terbungkus bra itu.

“hhhhh…hhhh” nafas bu Lisa mulai terasa menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai memuncak.

Jemari lentik bu Lisa tak ketinggalan meraba dan mengelus lembut dada Jhon … melingkari pinggang Jhon , mencari lipatan handuk, hendak membukanya…

Uupps…. Jhon tersentak dan sadar….,

”ups…hhh… maaf bu… maaf bu… saya terbawa suasana….” Jhon tertunduk tak berani menatap bu Lisa sambil merapikan kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut melihat ke arah bu Lisa.

Terlihat bu Lisa pun agak tersentak, tapi tdk berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian atas yg hanya tertutup bra itu dibiarkan terbuka. Pemandangan yg menakjubkan.

“napa Jhon … kita sudah memulainya… dan kamu sudah membangkitkan kembali gairah ibu yg lama terpendam… kamu harus menyelesaikannya Jhon …” tatapan bu Lisa terlihat semakin sendu.
“mmm… ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada yg lihat bu… bisa gawat dong… pak Kardi juga bisa marah besar bu…” jawab Jhon .

Tanpa menjawab bu Lisa bangkit berdiri, namun karena tdk merapikan pakaiannya, otomatis baju terusan yg dipakai jadi melorot jatuh ke lantai. Jhon terpana melihat tubuh indah itu, sedikit berlemak di perut dan bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk tubuh bu Lisa. Kemudian dengan tenang bu Lisa melangkah ke arah pintu kamar dan menguncinya.

Saat berjalan membelakangi Jhon itu nampak gerakan bokong bu Lisa naik turun, dan perasaan Jhon semakin tegang dengan nafsu yg semakin tak tertahankan, demikian juga saat bu Lisa berbalik dan melangkah kembali menuju tempat tidur, Jhon tdk melepaskan sedikit pun gerakan bu Lisa. Sampai bu Lisa berdiri dekat di depan Jhon dan berkata,”kamarnya udah di kunci Jhon , dan gak ada yg akan mengganggu….”

Jhon tdk langsung menjawab, menghidupkan tape dengan suara yg agak besar, setdknya untuk menyamarkan suara yg ada di ruangan. Bu Lisa kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan membuka bra yg digunakannya. Jhon mendekat dan duduk di samping bu Lisa… hmmm… nampak payudara itu masih montok dan kenyal, ingin Jhon langsung melahap dengan mulut dan menjilatnya.

Bu Lisa yg memulai gerakan dengan melingkarkan lengannya ke leher Jhon , menarik wajah dan langsung melumat bibir Jhon dengan nafsu yg membara. Jhon membalas dengan tdk kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah bu Lisa, tangan Jhon meremas payudara montok milik bu Lisa. Desahan nafas menderu di seputar ruangan, diselingi alunan musik menambah gairah.

Setelah beberapa saat, bu Lisa mendorong lembut badan Jhon , menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yg memburu. Jhon mendorong lembut tubuh bu Lisa, berbaring terlentang dengan kaki tetap menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yg penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang dengan puting yg telah tegang.

Tanpa menunggu lagi Jhon melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai dari lembah antara, melingkari dan menuju puncak puting. Dengan gemas Jhon menyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangan meremas payudara kembarannya …………………

“HHHH…. AHHH….MMMH….”suara bu Lisa mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yg semakin menggairahkan.

Jhon melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah payudara menuju perut dan sebentar memainkan lidah pada udel bu Lisa yg menggelinjang kegelian.

Jhon menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan cekatan menarik celana dalam bu Lisa, melepaskan dan membuang ke lantai. Dengan spontan bu Lisa mengangkat kaki ke atas tempat tidur dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan vagina dengan rambut-rambut yg tertata rapi.

Jhon mulai kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha bu Lisa yg halus mulus, terus mendekat ke selangkangan menemui bibir vagina yg mulai mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu lama, Jhon menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir vagina bu Lisa dan sesekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yg membuat bu Lisa mengerang kenikmatan,

”AHHHH…. MMMMH… HHH… Jhon ….UHH…”desahan birahi yg memuncak dari bu Lisa membuat Jhon semakin bersemangat dan sesekali lidah di julurkan mencoba masuk ke liang senggama yg menanti pemenuhan itu.

Setelah beberapa menit Jhon mengeksplorasi liang kewanitaan itu, nampaknya bu Lisa tdk sabar lagi menuntut pemenuhan hasrat birahinya,

”Jhon …. Ayo sayang… masukkin Jhon … hhhh…mmmmh.” Suara bu Lisa ditingkahi desahan-desahan yg semakin kencang.

Dengan tenang Jhon menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yg sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk yg melilit di pinggang dan bebas mengacung penis dengan bagian kepala yg merah mengkilap.

Bu Lisa semakin membuka lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan terhadap liang wanitanya. Jhon naik ke tempat tidur dan langsung mengarahkan batang penis ke arah vagina bu Lisa yg dengan sigap lansung meraih dan meremas batang kemaluan Jhon dan membantu mengarahkannya tepat ke liang vaginanya.

Dengan sekali dorongan penis Jhon amblas sampai setengahnya. Jhon menahan gerakan sebentar menikmati prosesi masuknya penis yg disambut desahan bu Lisa,

” AHHH….TERUSKAN JHON ….AHHH.” kemudian dengan meresapi masuknya penis sampai sedalam-dalamnya.

Setelah dorongan pertama dan batang zakar yg masuk seluruhnya barulah Jhon memompa menaik turunkan pantat dengan irama beraturan seakan mengikuti irama musik yg terasa semakin menggebu dan hot.

Jhon bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan bu Lisa mencengkam punggung Jhon , meresapi dorongan dan tarikan penis yg bergerak nikmat di liang senggamanya. Suara desahan bercampur aduk dengan alunan musik dan peluh mulai bercucuran di sekujur tubuh,

”AH..AH..AH..MMH…MHH…HHHH.” tak hentinya desahan meluncur dari bibir Jhon dan bu Lisa.

Sesaat Jhon menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil nafas segar, bu Lisa memeluk Jhon dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yg tetap berada di liang vaginanya. Dengan posisi di atas dan setengah berjongkok, bu Lisa memompa dan menaikturunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan.

Sesekali bu Lisa memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang zakar Jhon lebih dalam. Jhon tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yg menggantung bebas dan menarik-narik puting susu bu Lisa. Suasana makin membara dengan peluh yg bercucuran, sampai saat bu Lisa seperti tak sanggup melanjutkan pompaan karena birahi yg hendak mencapai puncak pemenuhan.

Dengan sigap Jhon membalikkan posisi, bu Lisa kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo dorongan Jhon meneruskan pertempuran.

“Jhon …AHH..AH..AH..UH…TERUS JHON …. AHHH…AHH IBU SAMPAI…JHON ….AHHHHHHHHH… MMMMMHHH.” Setelah teriakan tertahan bu Lisa mengatup bibirnya menikmati orgasme yg didapat, tubuhnya sedikit bergetar.

Jhon merasa vagina yg mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot zakarnya.

Jhon menikmatinya dengan memutar –mutar pantatnya dan memasukkan lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya, semakin besar dan sesaat Jhon kembali mendorong batangnya dengan cepat dan saat terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan melepaskan air maninya di atas perut bu Lisa…. Yg dengan cepat meraih penis Jhon dan mengocoknya sampai air mani itu berhenti muncrat, dengan lembut bu Lisa mengusap penis yg mulai turun ketegangannya. Jhon membaringkan tubuhnya disamping bu Lisa. Terdiam untuk beberapa saat.

Bu Lisa bangkit duduk meraih kain di pinggiran tempat tidur dan menyeka sisa air mani di perutnya. Kemudian dengan manja membaringkan tubuhnya diatas Jhon .

“makasih ya sayang… ini rahasia kita berdua… I love u Jhon ,” bisik mesra bu Lisa di telinga Jhon .
“mmm…baik bu…”belum sempat Jhon menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk bu Lisa menempel di bibirnya,
“kalo lagi berdua gini jangan pangil ibu dong…”ucap bu Lisa manja.
“iya sayang….” Balas Jhon , senyum manis merekah di bibir seksi bu Lisa.

Setelah itu dengan cepat Jhon dan bu Lisa merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan Jhon , bu Lisa berbisik mesra,

”sayang… tar malem suamiku gak ada di rumah….. aku tunggu di kamar ya… berapa ronde pun dilakoni buat Jhon sayang.” Sambil berpelukan mesra, Jhon menyggupi ajakan bu Lisa.