photo AB230x90gif_zps839436ce.gif photo AB230x90gif_zps839436ce.gif photo AB230x90gif_zps839436ce.gif photo AB230x90gif_zps839436ce.gif

Wednesday, November 9, 2016

Tyas dan Tasya

TOMAT BASAH - Tyas tersenyum puas. Dia berdiri di tepi kolam yg cukup jernih. Setelah menikmati pemandangan sekitar kolam tersebut, dia meletakkan botol air mineral di tepi kolam dan perlahan melepaskan pakaiannya. Dimulai dari kaus ketatnya yg berwarna pink, lalu perlahan diturunkannya celana pendeknya. Kini dia hanya memakai bikininya yg berwarna putih.

bandar togel online terbaik dan terpercaya

Dengan hati-hati dilepaskan bikini bagian atas yg langsung menampilkan buah dadanya yg ranum dan tegak berukuran 34B. Puting susunya yg berwarna pink bergoyg-goyg seirama gerakan buah dadanya. Tyas kemudian menunduk, buah dadanya terlihat menggantung. Tertawa kecil, dilepaskan pula bikini bagian bawahnya. Selangkangannya yg ditutupi rambut-rambut halus terlihat bersih.

Tubuh telanjang gadis 21 tahun tersebut kini menikmati semilir angin. Desir angin terasa membelai lembut dada bulat sempurna, tanpa lupa membelai pantat montoknya yg berisi. Setelah merapikan pakaiannya di tepi kolam, Tyas menarik napas panjang dan memasukkan kaki kirinya ke dalam kolam. Dilanjutkan dengan kaki kanannya. Kini ia duduk di tepi kolam.

Diambilnya air dengan kedua tangannya dan dipercikkan ke tubuhnya. Butiran air terlihat menuruni lehernya terus ke dadanya yg ranum dan berlanjut menuju perutnya dan berhenti di rambut-rambut halus selangkangannya. Setelah memercikkan air beberapa saat, Tyas pun turun ke dalam kolam.

Kolam tersebut ternyata tdk dalam, hanya sebatas puting susunya saja. Lalu ia menggosok tubuhnya dengan air kolam yg jernih. Buah dadanya yg tertekan lengan saat membilas terlihat semakin montok. Tanpa ia sadari sepasang mata memperhatikan kejadian tersebut. Orang misterius itu pun menelan ludah melihat tubuh sempurna yg putih mulus tersebut.

Tak heran, karena Tyas sehari-hari memang berprofesi sebagai model. Demikian asyiknya Tyas membilas tubuhnya dengan air segar tersebut, dirinya tdk menyadari bahwa orang misterius itu menukar botol air mineralnya dengan botol lain yg sama.

Tyas terus menggosok tubuhnya. Sesekali dia menyelam. Akhirnya dia menuju ke bagian yg agak dangkal di kolam itu. Dia duduk di atas batu di dalam kolam tersebut, menikmati kesegaran air kolam tersebut di sekujur tubuhnya. Buah dadanya yg montok tersembul ke luar permukaan kolam.

Pikirannya teringat kejadian beberapa hari sebelumnya. 2 orang teman kampusnya mengajaknya menginap di cottage di sebuah pulau. Pulau tersebut memang tdk berpenghuni. Hanya turis yg sesekali datang ke sana untuk snorkeling. Begitu pula Tyas dan teman-temannya yg datang ke sana untuk hal yg sama.

Sesampainya di dekat pulau, melihat laut yg begitu jernih, Tyas dan Tasya, temannya, langsung membuka pakaian mereka, menampilkan tubuh indah mereka yg terbalut bikini, memasang mask dan fin dan langsung melompat ke laut. Tinggal Reno, teman pria mereka, dan tukang perahu yg terkejut melihat pemandangan indah tersebut.

Puas menikmati keindahan bawah laut, kedua gadis itu pun naik kembali ke perahu dan mengenakan kembali pakaian mereka. Perjalanan ke pulau dilanjutkan kembali. Dari tukang perahu, mereka mengetahui bahwa pulau tersebut cukup luas dan memiliki hutan di tengah-tengahnya.

Setelah menaruh semua barang-barang dan perbekalan di cottage, Tyas sengaja memisahkan diri dari teman-temannya dan berjalan ke dalam hutan di pulau tersebut hingga sampailah dia di kolam tersebut. Rasa lengket akibat berenang di laut memaksa Tyas membilas tubuhnya di kolam tersebut.

Dengan badan yg tdk lengket lagi, Tyas naik ke tepi kolam dan duduk di sana sambil menunggu tubuhnya kering. Tubuh telanjang yg indah tersebut kembali menjadi santapan mata orang misterius tersebut. Dengan mata tak berkedip, Tasyakmatinya buah dada Tyas yg bulat ranum tersebut, turun ke perutnya yg rata, paha Tyas yg mulus pun tak luput dari sasaran mata orang misterius tersebut.

Tyas menikmati semilir angin mengeringkan tubuhnya, sambil meminum air mineral dari botolnya. Tak lama kemudian Tyas merasakan hal yg aneh ditubuhnya. Seluruh tubuhnya terasa lemas. Pandangannya terasa berat. Tak lama kemudian tubuhnya tergeletak lunglai tak bertenaga. Dia masih merasakan tubuh telanjangnya dibopong dan diletakkan di bahu seorang pria.

Tyas berusaha memberontak, tapi tenaganya seakan hilang. Tangan nakal pria tersebut meraba-raba pantatnya yg montok sambil membopongnya ke dalam hutan. Setelah itu Tyas tak sadarkan diri.

Di cottage, Reno dan Tasya masih membereskan barang-barang dan perbekalan. Setelah selesai membereskan barangnya, Reno pamit untuk mandi.

“Tasya, gue mandi dulu ya, badan gue lengket nih kena angin laut.”
“Ya udah sana, gue juga masih belum beres nih barang-barangnya. Biasa cewek barangnya banyak,” sahut Tasya.

Reno pun bergegas ke kamar mandi. Mungkin karena pulau tersebut tdk berpenghuni, kamar mandinya pun lumayan terbuka. Hanya terdiri dari kayu yg mengelilingi kamar mandi, dengan sebuah bak air dan WC. Atapnya terbuka dan tdk memiliki pintu.

Sambil mandi, pikiran nakal terbersit di kepala Reno.

“Wah, bisa gue pakai buat ngintip cewek-cewek nanti mandi nih.” Reno pun tersenyum nakal sambil meneruskan mandinya.

Selesai mandi, Reno kembali ke cottage dan menemukan hanya Tasya di sana. Tyas belum kembali. Lalu ditanyanya Tasya.

“Tyas ke mana ya? Katanya tadi hanya jalan-jalan sebentar di hutan, kenapa dia belum balik ya?”
“Jangan-jangan dia tersesat di hutan, Reno” kata Tasya dengan nada kuatir.
“Ya udah, gue cari Tyas, elo mandi aja dulu. Nanti elo tunggu gue di sini.” Kata Reno bergegas mengambil peralatan dan masuk ke dalam hutan.

Tasya pun mengangguk dan mengambil pakaian gantinya. Rasa lengket hasil berenang di laut tadi rupanya mengganggu dirinya juga. Dengan bergegas Tasya menuju kamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi, Tasya pun melepaskan kaosnya yg langsung memperlihatkan dadanya yg berukuran 36B yg ditutupi bikini coklat. Rok mininya pun dilepas. Setelah menggantung kedua benda tersebut, Tasya menatap tubuhnya, dia selalu mengagumi ukuran dadanya yg besar itu.

Di luar kamar mandi, sesosok tubuh misterius mengendap-endap bersembunyi di balik pohon yg berseberangan dengan pintu kamar mandi. Sambil menerka arah angin, Tasyakmatinya pemandangan indah di dalam kamar mandi tersebut.

Tasya perlahan membuka bikini atasnya, menggantungnya, lalu memperhatikan lagi buah dadanya yg kini tdk ditutupi apa-apa. Puting pink kecoklatan menambah indah buah dada itu. Dijepitnya kedua buah dadanya dengan lengannya yg mengakibatkan semakin terlihat montoknya buah dada tersebut. Kulit putihnya menambah kemolekan gundukan ranum tersebut.

Kemudian dilepasnya bikini bawahnya yg menampilkan selangkangan yg ditutupi rambut yg cukup lebat. Tasya perlahan membasuh tubuhnya. Mulai dari leher, ke dadanya, cukup lama tangannya bermain di sana. Dilanjutkan ke perut dan selangkangannya, lalu ke pahanya.

Sosok misterius tersebut mengendap-endap mendekati kamar mandi dan membakar segumpal dedaunan kering. Tdk ada api besar, tdk ada asap, hanya bau aneh yg keluar dari gumpalan daun tersebut yg terbakar menjadi sekam.

Sosok tersebut segera menjauh dari kamar mandi tersebut. Kembali ke balik pohon menikmati tubuh indah Tasya yg sedang mandi. Selangkangannya terasa meronta melihat tubuh indah tersebut tdk ditutupi apa-apa. Terlebih saat Tasya membungkuk membasuh kakinya yg memperlihatkan pantat indahnya dan belahan kemaluannya dari belakang.

Tasya yg sedang membasuh tubuhnya mencium bau aneh tersebut.

“Ah mungkin hanya bau hutan saja,” pikirnya dan kembali membasuh tubuhnya tanpa memperdulikan bau tersebut.

Tak lama kemudian, tubuhnya terasa lemas, kepalanya terasa berat. Tubuh indah tersebut pun jatuh perlahan di kamar mandi.

Tasya masih berusaha bangun dan masih sempat melihat sosok hitam menghampiri tubuhnya. Sosok hitam tersebut tertawa, memaksanya meminum suatu cairan, lalu membopong tubuh Tasya yg telanjang di bahunya dan membawanya masuk ke dalam hutan.

Perlahan, Tyas membuka matanya, tubuhnya masih tdk bertenaga. Dicobanya untuk berbicara, tetapi hanya suara uh uh saja yg keluar dari mulutnya. Dengan makin jernihnya pikirannya, Tyas coba mengingat-ingat kejadian sebelum dia tdk sadarkan diri.

Matanya melihat disekeliling langit-langit, ah rupanya dia ada di sebuah rumah gubuk. Disadarinya dirinya berbaring di sebuah dipan kayu. Dilihatnya tubuhnya, astaga, ternyata dia telanjang. Tak ada sehelai benang pun menutupi tubuhnya.

Pikirannya teringat bahwa dia pingsan sebelum dia berpakaian kembali. Siapa pria misterius itu? Pikirannya terus melayg. Dilihatnya ke sebelah kiri. Tasya! Dilihatnya Tasya tergeletak di samping tubuhnya. Ya, Tasya. Tubuh Tasya telanjang juga, terlentang dan buah dadanya terekspos dengan jelas. Tasya kelihatannya belum sadar.

Tyas menutup matanya erat-erat. Ini tdk mungkin terjadi, aku hanya mimpi. Tapi saat membuka matanya, pemandangan sama yg dihadapinya. Tyas pun menangis, menunggu apa yg terjadi. Tak lama kemudian, dilihatnya Tasya mulai sadar. Tasya yg melihat Tyas pun sama kagetnya. Menyadari dirinya telanjang dan tdk berdaya, Tasya hanya bisa mengeluarkan suara uh uh saja. Sama seperti Tyas. Mereka hanya berpandangan.

Reno yg berjalan di hutan, mencari-cari Tyas. Dia berjalan ke sana ke mari. Tak lama dia pun sudah merasa lelah, tenaganya sudah habis untuk perjalanan ke pulau dan mencari Tyas. Dia pun beristirahat di bawah pohon besar. Pikirannya kalut. Reno menggosok-gosok kepalanya dan tiba-tiba BUK! Bagian belakang kepalanya terasa sakit sekali. Dan dia merasakan ada cairan keluar menuruni lehernya. Darah, lalu semua gelap.

Menjelang malam, gubuk tersebut semakin gelap. Tyas dan Tasya hanya saling berpandangan. Tubuh mereka masih tanpa tenaga. Mata mereka semakin terbiasa dengan kegelapan. Tak lama terlihat cahaya dari luar. Cahaya tersebut mendekati pintu gubuk tersebut. Mereka berteriak minta tolong hanya dengan uh uh uh saja. Saat pintu dibuka, mata mereka serasa dibutakan oleh cahaya lampu petromak.

Setelah terbiasa dengan cahaya, mereka melihat orang yg membawa lampu petromak tersebut. Astaga, ternyata dia adalah bapak tua tukang perahu yg mengantarkan mereka ke pulau tersebut. Mereka pun berteriak meminta tolong kepadanya. Lalu mereka menyadari bahwa tubuh mereka telanjang. Tyas dan Tasya pun segera diam. Mereka merasa malu tubuh indah mereka terekspos kepada tukang perahu tersebut.

“Sebentar ya, neng,” kata pak tua tersebut.

Lalu ia keluar dari gubuk tersebut. Tak lama dia kembali membawa 2 buah petromak. Dia meletakkan satu petromak di ujung atas dipan dan dua di masing-masing ujung lain dipan.

Lalu pak tua mendekati mereka.

“Maaf ya, neng-neng. Bapak sudah tua, bapak tdk bisa menahan hasrat bapak melihat neng-neng yg cantik ini. Neng-neng mau kan bantu bapak?”

Kedua gadis itu berusaha menjerit, tapi hanya uh uh saja yg keluar dari mulut mereka. Tubuh mereka tdk bisa digerakkan sama sekali. Pak tua pun mengambil tempat di antara kedua gadis itu.

Pak tua itu pun melihat tubuh Tyas, mengamati dari rambut, turun ke matanya, bibirnya, leher. Berhenti sebentar di buah dadanya, melihat bulat dan ranumnya dada Tyas yg berukuran 34B itu, pak tua menelan ludah, lalu pandangannya dilanjutkan ke perut Tyas yg rata dan berhenti lagi di selangkangan.

Pak tua menggeser paha Tyas sehingga tampaklah kemaluan Tyas. Tyas merasa malu sekali tubuhnya diperiksa oleh pak tua tersebut. Puas mengamati kemaluan Tyas yg berwarna pink itu, pak tua mengelus paha dalam Tyas dengan tangan kirinya.

“Halusnya, tubuh neng paling bagus. Nanti bapak pasti bikin neng puas.”

Pandangan pak tua berganti ke Tasya. Sambil masih terus mengelus paha dalam Tyas, dia mengamati Tasya. Wajah cantik Tasya diperhatikan dengan benar-benar. Mata Tasya yg indah dan lehernya yg jenjang tdk lepas dari pengamatannya. Tasya merasa jijik dengan pandangan pak tua tersebut.

Pandangan pak tua pun berlanjut ke dada Tasya yg berukuran 36B. Dengan penasaran diraihnya buah dada kanan Tasya dan dipijat-pijatnya dengan lembut. Sambil terkadang dimainkan putingnya. Tangan kirinya masih terus mengelus paha dalam Tyas. Terkadang kemaluan Tyas pun tersentuh tangannya.

“Wah neng susunya besar sekali ya,” kata pak tua.

Puas bermain dengan buah dada Tasya, pak tua kembali memperhatikan tubuh Tasya, perut, selangkangan. Pak tua menghentikan elusannya di paha Tyas dan menggeser paha Tasya agar dia lebih leluasa melihat kemaluan Tasya. Pak tua pun mendekatkan wajahnya ke kemaluan Tasya dan menghirup baunya.

“Wah wangi sekali neng,” kata pak tua seraya sambil tersenyum.

Rupanya pak tua menggeser paha Tasya cukup jauh sehingga memeknya merekah dan menunjukkan isinya yg berwarna merah muda.

Pak tua mengelus paha dalam Tyas dan Tasya yg menimbulkan rangsangan kepada kedua gadis itu. Terkadang disentuhnya kemaluan mereka. Ada perasaan seperti aliran listrik setiap kali tangan pak tua menyentuh kemaluan mereka.

“Neng-neng gadis kota memang putih-putih, mulus. Bapak benar-benar beruntung kali ini.”

Pak tua membuka pakaiannya sehingga sekarang dia telanjang bulat di depan kedua gadis itu. Pak tua mendekati Tasya dan mengulum bibirnya. Sementara tangannya bermain-main dengan buah dada Tyas dan Tasya. Pak tua tak puas, dia berpindah mengulum bibir Tyas. Bergantian dikulumnya bibir Tasya dan Tyas. Lalu dia berpindah ke tubuh Tyas.

Diremasnya buah dada Tyas dan dikulumnya puting susu Tyas bergantian. Kadang dijilatnya. Tyas dapat merasakan kemaluan pak tua yg sudah tegak menggesek pahanya. Tyas pun lama kelamaan mulai menikmati apa yg dilakukan pak tua. Jilatan dan kuluman pak tua di putingnya meninggikan nafsunya.

Nafasnya mulai tak teratur. Apalagi remasan pak tua yg beritme di buah dadanya semakin membuat pikirannya gelap. Pak tua mulai menjilati buah dada Tyas yg membuat Tyas semakin tinggi nafsunya.

Jilatannya kini diarahkan ke perut Tyas yg membuat Tyas kegelian dan tdk kuat menahan kenikmatan yg diterima tubuhnya. Jilatan demi jilatan membuat mata Tyas gelap. Pak tua pun turun dan mulai menjilati kemaluan Tyas.

Bibir kemaluannya dibuka dengan menggunakan jari oleh pak tua dan mulailah dia menjilati memek Tyas. Lidahnya diputar-putar di klitorisnya. Tyas merasa kemaluannya mulai basah akibat rangsangan tersebut. Dan tiba-tiba Tyas merasa tubuhnya mau meledak dan Tyas mendapatkan orgasme.

Pak tua seakan ingin Tyas menikmati orgasme yg diberikannya, kini dia berganti ke Tasya. Tasya yg merasa takut melihat apa yg dilakukan pak tua kepada Tyas menutup matanya. Pak tua kembali mengulum bibir Tasya, memainkan lidahnya di dalam mulut Tasya, sambil meremas-remas buah dada Tasya yg besar.

Dipilin-pilinnya puting susu Tasya sambil tangan satunya mengelus perut Tasya. Tasya pun merasa seakan tubuhnya menikmati apa yg dilakukan pak tua. Tangan pak tua masih bermain dengan putingnya dan mulut pak tua masih mengulum bibirnya saat disadarinya tangan pak tua yg satu lagi bermain di daerah kewanitaannya. Diputar dan dipijatnya klitoris Tasya.

Getaran demi getaran nafsu mengalir ke kepala Tasya. Kenikmatan dari permainan tangan pak tua di putingnya dan di klitorisnya membuat Tasya tdk bisa berpikir jernih lagi.

Pak tua berhenti sebentar, merasakan kemaluan Tasya sudah basah, dia pun turun dan mulai menjilati kemaluan Tasya, sambil sesekali menusuk-nusuk kemaluan Tasya. Tasya yg sudah tdk kuat lagi, hampir mendapatkan orgasme.

Tiba-tiba pak tua menempelkan bibirnya di bibir kemaluan Tasya dan menyedot kuat-kuat. Tasya semakin mendekati orgasme. Pak tua terus menjilati klitoris Tasya dan memainkan jarinya di dalam memek Tasya. Tak lama kemudian pun Tasya mendapatkan orgasmenya.

Pak tua berhenti sebentar. Duduk di ujung dipan dengan kemaluannya yg tegak berdiri. Dipuaskan dirinya melihat 2 orang gadis cantik yg sedang bergetar karena orgasme.

“Wah neng, barang bapak masih kurang keras. Neng-neng bantu kerasin ya?” Kata pak tua seraya mendekati wajah Tyas dan Tasya.

Diambilnya tangan Tyas dan Tasya dan digosokkan tangan mereka di atas kemaluannya.

Pak tua pun melenguh menahan kenikmatan gosokan tangan Tyas dan Tasya. Pak tua pun mendekatkan kemaluannya ke wajah Tasya, membuka mulut Tasya dan memasukkan kemaluan ke mulut Tasya. Tasya merasakan kemaluan pak tua yg berlendir menggesek bagian dalam mulutnya. Tasya yg tdk bisa apa-apa hanya bisa pasrah.

Setelah puas menggesekkan kemaluannya di dalam mulut Tasya, pak tua mencabut kemaluannya dan membuka mulut Tyas dan memasukkan kemaluannya ke dalam mulut Tyas. Digesekkan kemaluannya di lidah Tyas. Kadang pak tua terlalu dalam memasukkan sehingga Tyas hampir saja muntah. Tyas pun juga hanya bisa pasrah. Baginya kemaluan pak tua mengeluarkan bau aneh, menjijikkan bagi Tyas.

Setelah puas, pak tua mencabut kemaluannya dari mulut Tyas dan beralih. Dia menduduki Tasya dan meletakkan kemaluannya yg sudah keras dan tegak di antara buah dada Tasya. Buah dada Tasya ditekannya sehingga sekarang buah dada Tasya yg besar menjepit kemaluannya. Digesekkannya buah dada Tasya di kemaluannya, kadang kemaluannya yg digesekkan ke buah dada Tasya. Tasya merasa susah bernapas karena diduduki.

Tak lama kemudian, pak tua semakin mempercepat goygannya dan crttt, kemaluan pak tua memuntahkan isinya. Sebagian terkena wajah Tasya, sebagian berceceran di dada Tasya. Pak tua, mengarahkan kemaluannya ke Tyas dan crttt crttt kemaluan pak tua memuntahkan sisa isinya ke tubuh Tyas. Tasya dan Tyas pun merasa jijik dengan cairan pak tua yg berada di atas tubuh mereka.

Pak tua kemudian keluar dari gubuk dan tak lama kembali dan menutup pintu gubuk tersebut.

“Tenang aja neng. Obat yg bapak kasih baru habis pengaruhnya sekitar 5 jam lagi. Kita masih bisa bermain selama itu.”

Pak tua kembali mendekatkan wajahnya ke memek Tyas dan mulai menjilati di sana. Kali ini dia menghisap jarinya, membasahi dengan ludah dan mulai menusuk-nusuk memek Tyas. Tyas yg merasa kegelian, merasa gairahnya kembali bangkit meskipun bercampur dengan rasa jijiknya.

Lalu pak tua menjilati memek Tasya sambil terus memainkan jarinya di memek Tyas. Tasya pun kembali naik gairahnya. Lama juga pak tua berganti-ganti menjilati dan memainkan jarinya di kemaluan Tyas dan Tasya. Kemaluan kedua gadis itu sudah basah sekali. Pak tua berhenti dan memperlihatkan kemaluannya yg sudah tegak berdiri lagi.

“Yg mana ya yg akan bapak masukkan duluan?”
“Yg neng ini masih rapat, bapak suka sekali” seraya mengusap kemaluan Tyas.
“Kalau neng yg ini lebat sekali rambutnya, bikin bapak makin nafsu” seraya mengusap rambut kemaluan Tasya.
“Kalau gitu, bapak ganti-gantian saja, bapak cobain 2-2nya sekaligus,” kata pak tua.

Diangkatnya Tasya dan diletakkan di atas Tyas. Dibukanya kaki kedua gadis itu sehingga kini memek Tyas dan Tasya bertumpuk dan terbuka lebar. Lelehan air liur pak tua bercampur dengan cairan kenikmatan kedua gadis itu menetes dari pinggir memek mereka. Di bawah pantat Tyas, pak tua menyelipkan sesuatu agar posisi memek Tyas dan Tasya lebih terangkat ke atas dan memudahkan pak tua memasukinya.

Pak tua pun mengambil posisi di depan memek Tyas. Tyas dan Tasya meskipun terangsang, tapi mereka masih menyadari apa yg pak tua ini hendak lakukan. Mereka hanya bisa berteriak uh-uh-uh. Pak tua menyeringai puas dan memegang kemaluannya, meludahinya agar licin dan siap memasuki memek Tyas.

Tiba-tiba BRAKK! Tiba-tiba muncul sesosok tubuh di depan pintu gubuk yg langsung menyerang pak tua dengan batangan kayu besar. Pak tua yg tdk siap langsung roboh terkena pukulan batangan kayu besar di kepalanya.

Sosok itu pun tdk mengenal kasihan, kakinya langsung menginjak kemaluan pak tua yg sedang tegak-tegaknya dan terdengar suara KRAK! Dilanjutkan dengan teriakan pak tua memegang selangkangannya sambil mengeluarkan busa dari mulutnya.

Ternyata sosok tubuh itu adalah Reno.

“Dasar orang tua bangsat, ga tau malu!” Lalu diludahinya pak tua yg sudah tak sadarkan diri di lantai gubuk itu.

Lalu dialihkannya pandangannya ke dipan. Kaget dilihatnya kedua gadis temannya berada dalam posisi memamerkan kemaluan mereka. Sesaat Reno merasa nafsu muncul dari dalam dirinya. Bagaimanapun yg ada di hadapannya adalah 2 orang gadis cantik yg tdk mengenakan pakaian dan memamerkan bagian kewanitaannya.

Pikiran itu dibuangnya dan dia membantu memindahkan tubuh Tasya dari atas Tyas. Dia pun keluar, mencari sesuatu untuk menutupi tubuh kedua gadis itu. Tak lama di bagian belakang gubuk, Reno menemukan 2 buah kain sarung yg sudah lusuh dan tali rafia. Diambilnya dan ditutupinya tubuh telanjang kedua gadis itu.

Dia pun mengikat tubuh pak tua di pohon di dekat gubuk tanpa sehelai benang pun. Kekesalannya pada pak tua masih berkobar, saat pak tua sedikit sadar, tanpa ragu-ragu Reno memberi bogem mentah di rusuk pak tua. Mulut pak tua pun kembali berbusa dan tak sadarkan diri lagi.

Saat pengaruh obat itu sudah hilang, kedua gadis itu merasakan tenaga mereka pulih. Mereka bisa menggerakkan tubuh mereka lagi. Dengan tubuh hanya dibungkus sarung lusuh, mereka tertatih-tatih keluar dari gubuk dan menemukan Reno dan pak tua yg terikat di pohon. Pak tua sudah sadar dan masih sulit berbicara. Maklum Reno sempat menghabiskan waktu menunggu kedua gadis itu belum pulih dengan membogemi pak tua.

“Kalian lebih baik membersihkan tubuh dulu, di sana ada sungai kecil, airnya lumayan bersih. Biar gue yg di sini menjaga pak tua ini,” kata Reno sambil menunjuk ke arah timur.

Sebelum kedua gadis itu pergi ke sungai, mereka sempat meludahi dulu wajah pak tua.

Kedua gadis itu membersihkan diri di sungai. Tyas berkata,

“Untung ada si Reno datang di saat yg tepat. Kalau nggak bisa bahaya, kehormatan kita bisa diambil sama pak tua bangsat itu.”
“Iya, meskipun kita udah ga perawan lagi,” kata Tasya sambil tertawa.

Perlahan dia memegang kemaluannya, terbayang kejadian semalam.

Tyas dan Tasya pun menggosok tubuh masing-masing. Membersihkan sisa-sisa pak tua di tubuh mereka. Terkadang Tyas dengan iseng memilin puting Tasya dan Tasya membalasnya dengan meremas buah dada Tyas. Andaikan Reno bisa melihat kedua gadis ini mandi, pastilah nafsunya meningkat seketika. 2 tubuh putih ranum yg indah. Masing-masing dengan buah dada bulat dan lekukan tubuh yg sempurna.

Selesai mandi, mereka kembali membungkus tubuh mereka dengan sarung lusuh yg sudah tipis itu. Bersamaan dengan sampainya mereka di gubuk tersebut, matahari pun sudah mulai terbit, sehingga Reno yg berada di depan mereka dapat melihat siluet tubuh indah kedua temannya yg ditutupi sarung.

Pak tua yg sudah sadar, tertawa meringis ketika melihat kedua gadis yg hendak diperkosanya semalam. Amarah kedua gadis ini langsung naik ke ubun-ubun dan Tasya tanpa permisi langsung memberikan uppercut di dagu pak tua, disambung dengan Tyas yg menghajar hidung pak tua hingga patah. Pukulan bertubi-tubi dihujamkan kepada tubuh ringkih pak tua oleh kedua gadis itu.

Setelah puas, mereka mengajak Reno kembali ke cottage tanpa melepaskan pak tua dari ikatan di pohon.

“Sebentar, gue masih kesel sama orang tua ga tau diri ini,” kata Tyas yg langsung menghampiri pak tua dan menendang kemaluan pak tua.

Mungkin karena luka semalam belum sembuh benar, pak tua kembali pingsan dan mulutnya mengeluarkan busa lagi. Reno langsung menghampiri dan memeriksa pak tua.

“Belum mati, untung saja,” bisiknya lega.

Di cottage, Tyas dan Tasya langsung mengganti sarung lusuh itu dengan pakaian mereka. Kali ini Tyas memakai baju bali yg cukup longgar dan hotpants, sedangkan Tasya memakai baju kaos ketat berwarna kuning dan hotpants. Buah dadanya semakin terlihat besar dan putingnya tercetak di kaos tersebut, karena dia memakai bra yg tipis.

“Bagaimana kita pulang, Reno? Tukang perahu sudah tdk ada lagi, sedangkan perbekalan kita hanya cukup untuk seminggu,” kata Tasya.

“Tenang, setiap 4 hari sekali ada orang yg datang ke pulau ini untuk membersihkan cottage ini.
Kita bisa minta pertolongannya nanti. Kalau tdk salah, orang itu akan datang 2 hari lagi.

Lebih baik kalian makan dahulu, daripada kalian sakit.”

Kedua gadis itu menurut, Tyas beranjak dari meja dan mengambil bekal makanan mereka.

“Ini Reno,” kata Tyas seraya memberikan makanan sambil menunduk.

Reno dengan jelas bisa melihat buah dada gadis itu terpampang jelas, karena baju bali yg longgar. Kemaluan Reno langsung mengeras. Apalagi dengan posisi menunduk, buah dada Tyas menggantung dan terlihat lebih besar. Dilihatnya Tasya sedang menikmati makanan, puting susunya yg tercetak di kaosnya menambah keras kemaluan Reno.

Sorenya, saat kedua gadis itu berjalan-jalan di luar cottage, Reno melamun. Lamunannya melayang-layang dan akhirnya dia mengingat tubuh kedua gadis itu. Posisi tubuh mereka saat dia menemukan mereka di gubuk itu, siluet tubuh mereka yg terbungkus sarung, buah dada Tyas dan puting susu Tasya yg tercetak jelas. Kelamaan kemaluan Reno makin keras.

“Daripada pusing, lebih baik gue salurin aja,” kata Reno menuju kamar mandi.

Dilihatnya sekeliling, tdk tampak kedua gadis itu. Perlahan diturunkan celananya dan Reno mulai memuaskan diri sendiri sambil membaygkan kedua gadis itu.

“Nah ya, lagi apa lo!” Tiba-tiba terdengar kedua gadis itu berteriak.

Reno yg masih memegang kemaluannya yg tegak kaget dan salah tingkah.

“Sini Reno, daripada elo sendirian, mending kita bantu. Sebagai tanda terima kasih kita juga,” kata Tasya sambil langsung memegang kemaluan Reno dan memasukkan ke mulutnya.

Tyas menarik tangan Reno dan meletakkannya di buah dadanya sambil mencium bibirnya.

Reno langsung menikmati hal tersebut. Dikulumnya bibir Tyas dan dimainkan lidahnya di dalam mulut Tyas. Tangannya terus bergerilya di dada Tyas. Tasya langsung mengulum kemaluan Reno.


1 comment:

  1. Lucky Club Casino site | Live Casino Online | Lucky Club
    Lucky Club Casino ✓ Get started here. Login with the Lucky Club luckyclub app to enjoy the casino, slot games and more. The mobile version is available only on iOS.

    ReplyDelete